Resensi
Novel
Penulis : Tisa TS (Georgia
Patricia Titi Sari)
Penerbit : Loveable
Terbit : Desember 2015
Tebal : 192 halaman
Novel ini berdasarkan dari skenario film
London Love Story, karena permintaan penggemar yang banyak, maka penulis
skenario sinetron Arti Sahabat, Love in Paris,
dan Diam-Diam Suka,Georgia Patricia Titi Sari atau yang
lebih dikenal dengan Tisa TS ini membuat novel London Love
Story dibantu oleh Stanley Meulen. Sebagian besar cerita ditulis oleh Tisa
TS, dan dilengkapi serta disempurnakan oleh Stanley Meulen, selaku penulis
pendamping. Ini adalah sebuah fenomena baru, dimana skenario film dijadikan
novel, padahal kebanyakan novel yang dijadikan film. Menurut Tisa TS,
berdasarkan pada berita online yang dirilis, setiap film mempunyai strategi
masing-masing untuk memperkenalkan filmnya dan film London Love Story
ini memilih menyajikan skenario filmnya dalam bentuk novel agar dapat dibaca
calon penontonnya sehingga ketika mereka menonton film London Love Story
dapat terlebih dahulu mengetahui seperti apa ceritanya. Ditambah bonus poster
semakin menjadi daya tarik pembeli. Seolah ingin mengulang kesuksesan film dan
novel Magic Hour, Tisa dan rumah produksi, Screenplay Productions,
merilis novel London Love Story sebelum filmnya tayang dan sengaja
dibuat akhir cerita menggantung agar pembaca penasaran dan menonton filmnya agar
dapat mengetahui akhir dari cerita cinta Caramel ini.
Novel ini bukan bercerita tentang masa-masa
cinta pertama, melainkan tentang bagaimana kita ke depannya dengan cinta. Ada
yang berusaha untuk mempertahankan, ada yang berusaha untuk maju ke depan, dan
ada juga yang ingin merasakan cinta baru yang lebih baik. Percintaan menjadi
hal utama, namun ada juga sisi persahabatan yang kental, sisi kekeluargaan
hanya muncul sedikit, hanya tokoh Caramel yang diceritakan orang tuanya. Berawal dari cerita tentang empat orang mahasiswa yang berasal dari Indonesia
yang sedang kuliah di London, ibu kota negara Inggris. Mereka adalah Caramel,
Bima, Dave, dan Adelle.
Caramel (Michelle Ziudith ) merupakan seorang gadis yang terlahir
dari keluarga sederhana, ia sukses dalam meraih cita-cita untuk kuliah di
London, Inggris. Ia rutin ribut dengan ibunya mengenai surat – surat
yang datang ke rumah ibunya serta Caramel sendiri, sedangkan Caramel tak ingin
membuka luka lamanya dengan menyimak surat itu, disaat yang bersamaan Bima
(Dion Wiyoko) justru berusaha untuk mengejar cinta Caramel. Caramel yang telah
tak percaya akan cinta, rutin memakai akal untuk memandang cowok, apalagi Bima
menyebutkan jika ia jatuh cinta dengan Caramel. Semakin Caramel tolak, Bima
terus penasaran.
Di sisi lain, ada Dave (Dimas
anggara) yang merupakan seseorang dari kalangan para mahasiswa yang tidak
memiliki kekasih atau tidak mampu menutupi kekosongan hatinya, setelah
ditinggalkan oleh satu-satunya wanita yang dicintainya. Wanita itu lenyap dari
hidupnya ketika Dave ingin menjadikannya cinta terakhir. Suatu hari ketika baru
pulang dari pesta ulang tahun temannya, dirinya berjumpa dengan seorang perempuan
yang berusaha bunuh diri yaitu Adelle (Adila Fitri), Dave berusaha meyakinkannya
bahwa apa yang dilakukannya itu sia-sia. Awal pertemuan tersebut membuat cewek
yang ditolongnya justru jatuh cinta hanya dalam waktu dua hari, dari sikap dave
yang sangat baik.
Akhirnya takdir mempertemukan mereka berempat dengan tutorial yang
berbeda. Pertemuan itu sekaligus menjawab semua pertanyaan yang ada di antara
Dave, Caramel, Adelle serta Bima. Sebenarnya apa korelasi mereka satu dengan
lainnya? Di sisi lain, tanpa sepengetahuan mereka, justru takdir menunjukkan
jawaban yang sungguh mengejutkan serta membuka rahasia yang terpendam selama
satu tahun lebih.
Apakah mantan pacar Caramel bisa bertahan? Dan siapa sebenarnya
mantan pacar dari karakter Caramel? Sebab apakah yang membuat hubungan Caramel dan mantan pacarnya hancur?
Kemanakah karakter Dave dan mengapa
tiba-tiba menghilang? lalu Bagaimana dengan kelanjutan cerita dari Bima dan Adelle? Cerita dalam novel London
Love Story ini sangat
menggantung, karena versi lengkap dari cerita ini akan dilanjutkan di layar
lebar.
Keunggulan dari novel ini adalah
novel ini berhasil menghadirkan suasana London yang sejuk pada saat usai musim
gugur, daun-daun berguguran, namun terasa dingin saat memasuki musim dingin
yaitu hujan. Pada keseluruhan cerita juga sangat sesuai dengan judul yang
diusung. Banyak tempat indah di London yang tergambar dalam novel ini, membuat
pembaca semakin penasaran. Dan tidak hanya London, penulis pun tidak lupa
dengan tanah air yaitu dengan menghadirkan Pulau Dewata Bali sebagai tempat
penceritaan Caramel dan mantan kekasihnya. Sekali lagi, penulis berhasil
membawa pembacanya ke London yang sesungguhnya. Tampilan dalam novel ini sangat
menarik. Jika di sampul depan dan belakangnya berwarna biru, lain halnya dengan
tampilan dalamnya. Tampilan dalamnya berwarna merah, hitam dan putih. Terdapat
dua puluh bab dalam novel ini yang di setiap akhir bab pembaca diberikan
kata-kata mutiara yang dahsyat tentang cinta. Kata-kata tentang cintanya sangat
indah dan pastinya membuat pembacanya terpesona apalagi muda-mudi yang sedang
puber. Penulis sangat tepat dalam menulis kata-kata mutiara tersebut, sangat
menyentuh hati dan tepat sasaran.
Kelemahannya dari novel ini adalah
masih terdapat kesalahan penulisan kata. Hal kecil seperti itu patut menjadi
perhatian penyunting. Dalam novel ini pun tidak terdapat daftar isi, sehingga
pembaca kesulitan jika ingin membaca bagian disukai untuk dibaca ulang.
Novel ini layak di baca oleh kalangan remaja, dan tidak dikhususkan
untuk anak-anak yang masih di bawah umur, karena novel ini menceritakan tentang
percintaan, yang tidak patut ditiru oleh anak-anak yang masih di bawah umur.
